ziddu.com

Selasa, Mei 05, 2009

asa di tengah gelapnya malam

tak terasa penghujung waktu akan mengantarkan kami ke akhir semester ini, banyak sebuah keraguan sebenarnya dalam jiwa kami, jiwa yang masih terlalu lemah dan masih harus banyak mencari ilmu itu. masih banyak kecemasan yang melanda, dan kontribusi yang kami perbuat pun belum cukup maksimal, tapi kami masih punya semangat untuk bangkit.

kira-kira seminggu yang lalu kami melakukan sebuah tugas yang cukup membuat jantung kami berdegup kencang, pasalnya kami di tugaskan untuk membuat sebuah tulisan atu sebuah kalimat propaganda yang harus di tempelkan pada mading-mading fis. kita mengetahui semua bagaimana politik dalam fakultas ilmu sosial tersebut, yang terus bergejolak dengan ideologinya masing-masing, inilah tugas bukan sembarang tugas dari kak abus. apa lagi dalam tulisan tersebut kami harus menyantumkan nama, sungguh memacu adrenaline tugas ini, akhirnya pun tugas harus di selesaikan dan di laksanakan.

tugas yang saya lakukan adalah membuat pamflet propaganda. saya membuat pamflet sejumlah tiga buah, dimana isi pamflet tersebut akan di lampirkan. kesemua dari pamflet saya berisi tentang kenangan reformasi, atau lebih tepatnya lagi mengingatkan kembali akan sebuah kejayaan reformasi, namun saya juga mengingatkan bahwa dalam cita-cita reformasi tersebut ada hal-hal yang belum tercapai, dan dalam tulisan saya itu saya berharap kita semua agar kembali memperjuangkan tuntutan abng-abang kita terdahulu. selesai tempel-tempel pamflet kita sekarang menunggu reaksi dari warga fis tentunya....

hari kedua penempelan pamflet, saya lihat dan melakukan inspeksi ternyata ada beberapa pamflet yang di robek, lalu ada ucapan dari kak waldi yang menyebutkan isi dari pamflet. hari jumat ada yang sms ke nomor saya, oky anak sosiologi 08, yang bertutur bahwa tulisan saya menarik dan ia ingin bergabung dalam kelompok ini dan saya nyatakan bahwa saya independen bukan dari lembaga apapun.

alhamdulilah setelah kami ditempa dari waktu ke waktu, setiap ada manajemen aksi di mana kami sebagai peserta kami selalu menjadi leader-leader di acara tersebut, dimana baik konsep maupun perangkat aksi kami yang memegang peranan tersebut, di tambah dengan pengalaman kami dalam mengisi manajemen aksi yang di ajak kak abus, kami dengan mudah dapat membaca situasi tersebut. kami bersyukur dengan keadaan yang kami peroleh, kami bebas memasuki akses-akses tersebut, mungkin akan berbeda jika di harapkan dengan kondisi organisasi lainnya, sungguh sebuah regenerasi yang matang saya pikir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar