ziddu.com

Senin, Desember 22, 2008

Yang Hilang dan Terbenam

aku makin tak mengerti hidup ini, semuanya datang dan tiba di suatu saat ketika segalanya akan menghilang tak terjamahkan,, aku semakin saja kesepian tak ada lagi yang dapat menemani dan mendengarkan segala muntahan amukan murka ku tentang dunia ini yang makin tak ku mengerti ujung ceritanya. aku pun kembali menyusuri kelas yang pagi itu tampak kosong, mungkin karena masih diguyur hujan fajar pagi itu, aku pun tetap memperhatikan seseorang di pojok kiri kelas ku, seorang yang membuat ku memikirkan siang malam bahkan seumur hidupku. "hay di" seorang menyapaku dan tersentak ku pun tercengang karena teman sebangku ku datang disaat pikiran ku berada dipojok kiri kelas. "sialan lo" balas ku menyapanya. dia pun terkekeh-kekeh melihat ku kaget sambil memperlihatkan senyumnya yang buruk itu kepadaku, ya wajar saja karena senyuman indah di dunia ini berasal dari pojok kiri kelas deretan paling belakang. "enggak ada kerjaan lo selain ngeliatin dia terus?" ujar temanku yang sialan itu. "memangnya ada lagi yang kucintai selain dia?" balasku, dia pun langsung tak mau kalah dengan jawabanku tadi "cinta itu harus dinyatakan jangan hanya diam kawan?" persetan, aku sudah mulai muak kalau ditekan lagi seperti ini terus menerus. semuanya telah tiba teman-temanku di kelas, semuanyapun telah membuka forum diskusi yang tak ada artinya, bagaikan si tua ompong yang banyak bicaranya tapi tak berguna satu katapun. semua yang kini kurasa bersatu dengan mereka tapi ku percaya bahwa suatu saat nanti kami akan dipisahkan dengan nasib dan kami harus melupakan hari ini di waktu nanti ketika semua dari kami punya dunianya masing-masing. "anjrit"teriakku... aku melupakan sesuatu, tugas belum aku kerjakan sementara dari tadi pagi hingga saat ini aku sibuk memikirkan apa yang akan terjadi nanti dan tentu saja sambil memikirkan dan memandangi indahnya penghuni pojok kiri belakan kelas yang anggun dan nan aduhai itu. "aku pun langsung bertanya pada temanku akan tugas itu, "woy dah ngerjain tugas lo?" tanyaku. "belom,nyantai aja paling ga di kumpulin" jawabnya. setan alas temanku itu tak ada gairah sedikitpun tentang hidup ini, tapi kini kusadari kalau aukupun demikian halnya, menjadi pemalas-pemalas cilik yang menghancurkan sisa kejayaannya.

bersambung...

linkrakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar